Keajaiban Shalat Tahajjud bagi Kesehatan

Keajaiban Shalat Tahajjud bagi Kesehatan

Keajaiban Shalat Tahajjud bagi Kesehatan
Senin, 06 Juli 2020
Sholat Tahajud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (QS. al-lsra: 79), tetapl juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian Prof, D. Moh. Sholeh, dosen dan guru besar IAIN Surabaya, salah satu shalat sunnah ini ternyata bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajud. "Jika Anda melakukannya secara rutin, benar, khusyuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi dan kanker"

ucap Dr. Moh. Sholeh. Dia melontarkan pernyataannya ini dalam desertasinya yang berjudul "Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi" (2000).

Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca-Sarjana Universitas Airlangga Surabaya, yang dipertahankannya pada 2000 lalu.
Selama ini sholat tahajud dinilai hanya merupakan ibadah sholat tambahan atau shalat sunnah.

Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusyuk dan ikhlas, secara medis shalat itu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).

Shalat tahajjud yang benar-benar bisa membawa dampak positit bagi kesehatan, memang bukan sekadar menggugurkan shalat yang muakkadah (Sunnah mendekati wajib).

Menurut Dr. Sholeh harus dititikberatkan pada sisi rutinitas shalat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis.

Namun, sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.
urkan status

Parameternya, lanjut Dr. Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter.

Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya." Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Dr. Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahajud selama dua bulan.

Shalat dimulai pukul 02.00-03.30 sebanyak 11 raka'at, masing-masing dua raka'at empat kali salam plus tiga raka'at. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia dan Klinika).

Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan sholat tahajud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil."

Jadi shalat tahajud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat memengaruhi kontrol kognisi.

Orang stres biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi Dengan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.

Berdasarkan hitungan teknis medis menunjukkan, shalat tahajud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik. Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya.

Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk di akal kita? Konon, ada seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang ditemuinya di dalam penyelidikannya. la amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal pikiran.

Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Isam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu ia telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al-Qur'an", yaitu pengobatan melalui al-Qur'an menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat di dalam al-Qur'an.

Di antara berpuasa, madu,biji hitam (jadam) dan sebagainya.
Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu

kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat sarat dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar shalat lima waktu yang diwajibkan oleh Islam dan juga shalat-shalat sunnah yang lain.

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (OS. al-Baqarah: 45).

Demikian, semoga uraian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Allahumma amin.

Baca juga Tentang : Panduan Sholat Tahajud Lengkap dengan Bacaan dan Arti 

Sumber :
  • Quantum Hikmah (Imam Musbikin)

Keajaiban Shalat Tahajjud bagi Kesehatan
4/ 5
Oleh